Saya penggemar film Spiderman sejak kecil. Saya pernah membaca komiknya dan filmnya waktu kecil. Saat itu, teknologi belum canggih seperti sekarang. Namun ada 2 adegan "paling berkesan" dalam film Spiderman jadul yang dibintangi Nicholas Hammond. Yaitu saat Peter Parker bersembunyi di belakang meja, ada SFX jaring laba-laba, dan eng-ing-eng Spiderman telah muncul.
Adegan lain yang juga sulit dilupakan adalah saat sang Spiderman menaiki sebuah gedung tinggi. Entah kenapa berasa keren aja gitu melihatnya.
Baru beberapa tahun terakhir saya tersadar, kenapa syutingnya selalu dari jauh dan kenapa Spiderman terlihat agak kesulitan pas merangkak naik?
Oalah, rupanya pada adegan manjat itu sang aktor ditarik menggunakan tali. Jelas perlu syuting dari jarak jauh biar tipuannya nggak ketahuan.
Film Spiderman mengalami evolusi yang signifikan saat digawangi oleh Marvel Entertainment. Peter Parker yang diperankan oleh Tobey Maguire sukses menjadi seorang fotografer yang culun dan pemberani sekaligus.
Efek CGI yang kala ini lagi booming-boomingnya pun sukses menampilkan berbagai aksi Spiderman, yang selama ini hanya bisa dinikmati lewat komik, ke dalam layar lebar.
Salah satu faktor keren lainnya pada film Spiderman yang dirilis pada tahun 2002 itu adalah kostumnya.
Tim desain tampaknya telah bekerja keras untuk membuat sebuah kostum yang lentur sekaligus bertekstur sangat kasar. Sehingga pada tahun ini, saya tidak ragu menyebutkan jika kostum Spiderman adalah kostum superhero terbaik. Saat itu.
Satu hal yang berbeda dari trilogi film Spiderman ini adalah sumber kekuatan Spiderman. Seingat saya, sejak komik pertamanya, kekuatan jaring si manusia laba-laba bersumber dari sebuah alat. Alat canggih buatan Peter Parker yang mampu menghasilkan jaring super kuat laksana jaring yang dikeluarkan oleh laba-laba raksasa.
Entah karena faktor apa, dalam film trilogi Spiderman pertama, kekuatan Spiderman justru dijadikan organik. Alias, jaring laba-laba Spidey memang muncul dari dalam tubuh Peter Parker sendiri.
Di satu sisi, ini tidak sama dengan komik yang pernah saya baca. Tapi di sisi lain, konsep itu tetap keren kok. Dan saya pun sangat menikmati trilogi Spiderman pertama ini. Well, setidaknya saat adegan romantis antara Peter Parker dan Mary Jane rada lebay di jilid 3.
Pada tahun 2012 Spiderman pun di-Reboot.
Kali ini untuk membedakan dengan pendahulunya, Sony yang telah memegang lisensi Spiderman mengajukan judul The Amazing Spiderman. Selain pemeran utama yang diganti (iyalah), hal lain yang diganti adalah blueprint kisah Spiderman yang menggusung tajuk "The Untold Story" dan versi kekuatan Spiderman.
Dalam The Amazing Spiderman, kekuatan Spidey benar-benar berasal dari sebuah alat canggih yang dipasang di kedua tangannya. Persis seperti di komiknya.
Sebagai penggemar Spiderman, saya sih nggak terlalu masalah jika franchise ini di-reboot. Yang jadi permasalahannya mungkin karena Spiderman versi Tobey Maguire sudah kadung terlalu kuat. Sehingga The Amazing Spiderman versi Andrew Garfield terasa kurang greget. Sebagian fans bahkan beranggapan alih-alih di reboot, kenapa nggak diterusin aja franchise nya?
Pemainnya berbeda kayaknya nggak masalah kok.
Toh, James Bond sendiri sudah beberapa kali ganti pemain utama dan nggak pernah ada yang protes kan? Anyway, reboot pertama Spiderman ini menuai pro dan kontra di sana-sini. Mulai dari jalan cerita yang berbeda, tidak adanya Mary Jane (digantikan dengan Gwen Stacy), serta masalah pemeran Spiderman.
Yang jelas The Amazing Spiderman telah "gagal" memenuhi ekspektasi para penggemarnya dan tentunya juga gagal memenuhi target finansial yang dicanangkan Sony. The Amazing Spiderman yang awalnya diset sebagai sebuah trilogi pun, harus berhenti di film kedua. Padahal menurut saya, film kedua The Amazing Spiderman ini cukup lucu kok. Dan endingnya, saat-saat Spidey gagal menyelamatkan Gwen Stacy itu, dapet banget emosinya.
Tapi yah, bagaimana pun selera pasar mayoritas akan selalu menjadi tolok ukur kesuksesan sebuah franchise.
Di sisi lain, Marvel terus berjaya dengan franchise The Avengers-nya. Bagaikan sebuah magnet raksasa yang tidak bisa dihentikan, debut para superhero yang tergabung dalam The Avengers, seperti Captain America, Iron Man, dan Thor juga selalu sukses memancing para penonton. Hal ini sepertinya yang menjadi salah satu pemicu Sony dan Marvel kembali "rujuk" soal nasib Spiderman di kancah dunia persilatan.
Kemunculan Spiderman di Civil War membuat banyak pihak berspekulasi jika Spiderman versi Marvel Cinematic Universe ini akan segera dibuatkan debutnya.
Spekulasi ini ternyata memang tidak salah.
Pada event San Diego Comic Con yang diselenggarakan beberapa waktu silam, kabar tentang si muka jaring menjadi semakin jelas. Event itu menayangkan sebuah teaser trailer tentang reboot baru Spiderman yang diberi judul Spider-Man: Homecoming.
Melihat pertarungan Spiderman di film Civil War silam, saya cukup optimis jika Spiderman baru ini pun akan tetap lucu dan segar. Namun apakah dia akan sebaik para "Spiderman" pendahulunya? Atau malah lebih buruk? Nah, ini dia permasalahannya.
Akankah film Spider-Man: Homecoming menjadi awal kebangkitan franchise Spider-Man? Mari biarkan pasar yang menilai.
No comments:
Post a Comment