Ketika seorang penulis akan membuat sebuah cerita, yah entah cerpen atau novel, maka yang pertama kali terlintas dalam benaknya adalah plot cerita. Betul tidak? Mau bikin cerita apa sih gue? Kira-kira itulah sebuah pertanyaan yang pertama kali akan muncul. Dan pertanyaan itu pulalah yang terlintas di benak saya. Tapi anda tahu tidak? Di sebuah situs kepenulisan yang pernah saya baca, saya menemukan satu hal yang cukup mengagetkan. Karena di sana tersirat sebuah kalimat: "Untuk membuat sebuah cerita yang bagus, LUPAKAN plot cerita dan buatlah KARAKTER yang bagus."
Ajaib kan? Sementara menurut logika dan akal sehat, seharusnya sebuah cerita yang baik berawal dari ide cerita yang baik. Kok situs itu malah menyarankan untuk melupakan plot dan mulai membangun cerita dari membangun sebuah karakter. Bingung? Awalnya saya juga bingung. Tapi akhirnya saya mengerti.
Coba deh anda jawab pertanyaan ini:
Pernah baca buku Harry Potter? Gimana cerita Harry Potter di bukunya yang ke-3??
Aha, ada beberapa orang yang bisa jawab pertanyaan itu. Tapi sebagian besar mesti pada lupa.
Tapi kalao pertanyaannya saya ganti.
Pernah baca buku Harry Potter? Siapa itu Harry Potter?
Nah, saya yakin yang bisa jawab pertanyaan kedua ini jauh lebih banyak ketimbang yang tadi. Hal yang sama berlaku untuk kasus Bruce Wayne, Tony Shark, Kenshin Himura, Conan Edogawa, Nobita, Shizuka, Doraemon dan seabrek nama-nama laennya. Ada banyak cerita tentang mereka, tapi saya yakin yang paling bisa anda inget adalah: Siapa mereka semua.
Sebegitu kuatnya sifat serta watak yang mereka miliki sehingga mereka lebih terasa 'berkesan' di mata pembaca ketimbang plot ceritanya sendiri. Dan ini merupakan hal penting dalam menulis sebuah cerita. Sekarang ini menemukan sebuah ide cerita yang 100% orisinil adalah sangat mustahil. Karena setiap ide cerita yang ada biasanya sudah terpengaruhi oleh ide cerita yang lain. Sama halnya dengan karakter juga sih. Namun, chance untuk membuat karakter yang orisinil jauh lebih banyak ketimbang membuat ide cerita yang orisinil.
Sebut saja nama-nama Gandalf, Merlin, Albus Dumbledore, dan puluhan nama penyihir aki-aki lain berjenggot tebal. Pernahkah terpikir untuk menyamakan watak, sifat atau bahkan kemampuan sihir mereka? Bandingkan dengan The Lord of The Rings, dan Eragon? Harry Potter saga dan Nibiru? Apa yang langsung terpikir? Yang satu meniru yang lain bukan?
Itu dia masalahnya. Menghakimi sebuah ide cerita rada 'kembar' jauh lebih mudah ketimbang menghakimi karakter. Oleh karena itu, sebelum memikirkan plot (baca: memodifikasi ratusan ide cerita yang sudah ada di pasaran), lebih baik pikirkanlah baik-baik karakternya terlebih dahulu. Karena pembaca akan lebih banyak mengingat karakter (jika ceritanya bagus) ketimbang mengingat plot cerita (kalao ceritanya jeblok).
Nah, beberapa poin yang minimal harus dimiliki sebuah karakter yang baik adalah:
1. Karakter harus punya sifat dan kepribadian tertentu.
Misalnya, kalau karakternya tukang marah, tunjukannlah bagaimana dia marah. Ngelempar sendal kek, sering nonjok kek, suka bentak-bentak kek, atau apalah.
2. Karakter harus konsisten dengan kepribadiannya
Misalnya, kalau karakternya tukang gombal, harusnya pas dia ngeliat cewek cakep lewat harus keluar gombalnya jangan malah malu-malu yang malah kontradiksi dengan sifatnya.
3. Karakter harus memiliki weak-side
Karakter yang sempurna adalah karakter yang memiliki kekuatan dan kelemahan sekaligus. Pernah denger Superman takut sama Kryptonite? Atau Spiderman dengan Mary-Jane dan Bibi May-nya? Nah, seperti itulah karakter yang sempurna. Nggak melulu jadi jagoan.
4. Karakter harus memiliki motivasi kuat
Mungkin inilah yang paling sering dilupakan para penulis pemula. Yaitu memberi motivasi kuat kepada karakternya. Untuk apa dia melakukan semua yang ada di dalam cerita. Seperti Frodo yang membawa Cincin, atau Anakin Skywalker yang memutuskan menjadi ksatria Jedi.
So, bangunlah badanmu bangunlah jiwanya... eh salah, bangunlah karaktermu sebelum membangun plot ceritamu. Trust me, it's work! (berasa iklan susu, : p )
Happy Writing dan sampai jumpa di postingan selanjutnya.
No comments:
Post a Comment