Tutorial Menulis Fiksi - Point Of View - IMedia9 - Creative Networks

Breaking

Sunday, 11 December 2016

Tutorial Menulis Fiksi - Point Of View



Awal-awal saya belajar nulis, aslinya saya blank banget soal tata cara dan tata krama menulis. Soalnya dulu waktu saya masih sekolah dulu, saya paling sebel sama pelajaran bahasa Indonesia. Soalnya pelajarannya gitu-gitu doang. Nggak guna dan cuman bikin pusing. Metafora lah, hiperbola lah, metamorfosis lah, simbiosis lah, vokalis lah, gitaris lah.... err, kok jadi nyasar ke sini? Ehm. Kembali ke jalan yang benar.

Ketika saya memutuskan untuk menjadi seorang novelis, saya baru sadar kalau semua materi di pelajaran bahasa Indonesia itu berguna banget. Sempet nyesel juga dulu ga banyak belajar. Tapi ga ada kata terlambat untuk belajar. Apalagi di jaman serba canggih kayak gini, semua informasi tinggal mohon petunjuk sama mbah Google. Dan gue inget betul, pertama kali saya baca artikel soal tata cara bikin novel yang pertama kali saya baca adalah sebuah artikel dari situsnya Escaeva. Sebuah situs penerbit yang dulu suka nerbitin fiksi - namun sekarang sudah enggak. Materinya soal memilih sudut pandang.

Apa itu sudut pandang?

Sudut pandang atau istilah kerennya point of view  adalah siapa yang menceritakan. Ibaratnya seperti kita melihat sebuah peristiwa melalui mata 'seseorang'. Satu kejadian bisa berarti berbeda jika dilihat dari sudut pandang orang dewasa dan anak-anak.

point of view

Misalnya, kalao orang dewasa melihat tabrakan dia bakal merasa: Waduh, ada tabrakan. Kasihan amat. Selamat nggak ya orangnya?. Tapi kalo dari sudut pandang anak-anak, mereka mah bakalan bilang: Wah, ada tabrakan. Keren banget. Lagi! Lagi! Lagi!. Lain lagi dengan sudut pandang orang yang pas berada di dalam mobil, dia pasti merasa:Syukurlah, gue selamat. Gue belum kawin soalnya. Dan kalau dari sudut pandangnya bokap orang yang di dalam mobil, dia bakal merasa Apa? Tabrakan? Kurang ajar! Apa dia nggak tahu mobil itu cicilannya belum lunas?

Tuh kan? Satu kejadian aja bisa jadi beda artinya tergantung dari sudut pandang siapa yang mau kita pake. Pokoknya cerita yang dibawakan itu, meski pun sama akan terasa berbeda tergantung dari sudut pandang yang dipakai. Secara garis besar ada dua sudut pandang yang biasa dipake:

1. 1st POV (First Person Point of View)

Sudut pandang seperti ini biasanya menyebutkan karakter utama sebagai Aku atau Saya. Jadi semua kejadian dilihat langsung oleh karakter utama dengan sedikit keterbatasan yaitu: karakter utama tidak bisa menceritakan kejadian yang tidak dilihat olehnya secara langsung. Gaya ini merupakan gaya yang sangat dianjurkan bagi penulis pemula.

2. 3rd POV (Third Person Point of View)


Sudut pandang orang ketiga merupakan sudut pandang yang lebih global. Ibaratnya POV ini adalah sebuah kamera satelit yang bisa memantau semua kejadian di tempat mana pun. Jadi penulis bisa menceritakan kejadian dari sudut pandang tokoh protagonis, tokoh antagonis dan tokoh-tokoh pendukungnya sekaligus. Bebas! Terserah situ mau nyeritain apa dari siapa.

Permasalahannya kini adalah dari kedua sudut pandang itu manakah yang mesti yang dipilih? Jawabannya: TERSERAH. Soalnya kalo udah masalah menulis itu urusannya dengan gaya, feel, dan mood. Jadi bener2 ga ada rumus POV mana yang lebih baik.

Sekedar saran dari sebuah situs yang pernah saya baca, cobalah bereksplorasi dengan kedua POV dan rasakan mood yang mengalir dalam nadi dan darah (buset dah bahasanya). Jika seorang penulis merasa nyaman dengan 1st POV maka disarankan pakailah POV itu, dan sebaliknya jika penulis kemudian malah merasa nyaman dengan 3rd POV maka pakailah POV itu.
Happy writing dan sampai jumpa di postingan selanjutnya.

No comments:

Post a Comment