Bukan orang Bandung namanya kalau belum kenal si Cepot. Tokoh yang bernama asli Astrajingga (Sastrajingga/Bagong) ini adalah salah satu tokoh dalam pewayangan yang disebut sebagai Punakawan. Selain Cepot, punakawan lainnya ada Semar, Gareng dan Dawala (Petruk). Dalam bahasa sederhana, Punakawan adalah tokoh pewayangan yang mewakili rakyat jelata dan merupakan sahabat sekaligus penasihat para Ksatria (Pandawa). Dalam pagelaran pewayangan, jika sedang menceritakan para Ksatria, biasanya suasananya serius dan menyeramkan. Sedangkan jika sedang menceritakan punakawan, biasanya suasananya berubah jadi lebih santai dan menyenangkan.
Mungkin karena faktor itulah, tokoh Punakawan malah justru menjadi lebih akrab di para penggemar wayang ketimbang para Ksatria, yang justru merupakan tokoh utamanya. Sunda vs Jawa Akar utama cerita pewayangan di Indonesia adalah Mahabarata dan Ramayana. Dari kedua cerita tersebut, para Punakawan tidak pernah ada. Karena Punakawan adalah tokoh asli yang ditambahkan oleh para dalang terdahulu berdasarkan sudut pandang mereka masing-masing. Di Jawa, keempat Punakawan tersebut jika diurutkan (ini juga kalau nggak salah) adalah sebagai berikut: Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Dalam cerita pewayangan Jawa, Gareng itu adalah anak sulung, sementara Bagong merupakan anak bungsu. Kok jadi Bagong? Ya, karena di Jawa mah tidak kenal yang namanya Cepot. Sementara di Jawa, urutan keempat Punakawan tersebut adalah: Semar, Cepot, Dawala dan Gareng. Dalam versi Sunda, Cepot itu adalah anak sulung, dan Gareng merupakan anak bungsu. Sementara Petruk adalah Dawala. Bingung? Jangan bingung atuh. Karena itulah Indonesia. Bhineka Tunggal Ika tea. Masa cuma karena beda-beda dikit langsung menimbulkan konflik? *weits, bahasanya. Anyway, back to si Cepot. Sekitar tahun 2013, saya pernah menemukan sebuah film animasi Si Cepot yang KEREN BANGEEET! Bagi anda yang belum pernah menontonnya, silahkan tonton dulu di sini. https://youtu.be/cfJXWT0m8ZA Demi Dasmana Siapa itu Demi Dasmana? Dia adalah animator yang berada di balik pembuatan film pendek si Cepot ini. Sewaktu saya bertanya bagaimana kelanjutan proyek animasi si Cepot Saparakanca, kang Demi dengan santai malah berkata: "Proyek? Itu mah bukan proyek mas. Saya mah cuma iseng-iseng." WOOOT!! Iseng-isengnya aja udah kayak gitu. Gimana kalau serius? Soal cerita sendiri kang Demi mengaku jika cerita yang dibuat untuk 2 film animasi si Cepot itu diambil dari becandaan orang Sunda jaman dulu, termasuk script humor almarhum kang Ibing. Tentunya dengan penambahan sedikit penambahan improvisasi khas animasi. Sampai saat ini 4 tahun sudah berlalu, dan film animasi si Cepot belum juga berlanjut. Dan kemarin, secara tidak sengaja saya membaca status facebook kang Demi Dasmana yang ini:
Nah, loh. Apa maksudnya? Apakah ini berarti film animasi si Cepot akan dilanjutkan? Apakah sudah ada pihak investor yang bersedia mendanai proyek keren ini? Ketika dikonfirmasi soal itu, kang Demi hanya menjawab singkat: "Itu masih rahasia mas, hehehe" Arrrgh! Ayolah kang Demi! Jangan bikin para pembaca penasaran dong! Statusmu itu apa artinya? Kasih tahu pliiis, pliis, pliis! Kasih bocorannya!! Sekedar ngasih info saja, kalau film animasi pendek si Cepot ini dikerjakan sendiri oleh kang Demi Dasmana mulai dari proses modeling, rigging, texturing sampai animating. Bener-bener mantap dah akang yang satu ini.
Setahu saya sih, dalam pembagian job untuk animasi yang ideal, masing-masing posisi di atas mulai dari Modelling sampai Animating dilakukan oleh orang yang berbeda. Hal ini selain berfungsi untuk mempermudah pekerjaan, juga untuk mempercepat proses pembuatan animasi. Kembali ke animasi Cepot dan Saparakanca. Kejutan apa yang akan disiapkan oleh kang Demi Dasmana untuk para penggemarnya? Kamu penasaran? Saya juga! Jadi kita tunggu saja kelanjutannya.
No comments:
Post a Comment